
PuskesmasSikumana Kupang
Kelurahan Sikumana
Kecamatan Maulafa
Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur
Telpon : (0380)820591
Call Center : 081243462935 (sms)
Stop Buang Air Besar sembarangan (SBS) adalah suatu kondisi ketika suatu individu dalam suatu komunitas tidak melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit.
Sejak tahun 2008 Puskesmas Sikumana dan PANSIMAS telah gencar melakukan aksi Pemicuan diberbagai lokasi dienam Kelurahan di Wilayah Kecamatan Maulafa yang menjadi lokus BABS. Kegiatan Pemicuan ini berguna untuk memancing rasa jijik, rasa malu , rasa takut sakit dan rasa berdosa sehingga masyarakat dapat menghentikan kebiasaan Buang air Besar (BABS) tersebut. Tentunya ini bukan perkara yang mudah untuk merubah perilaku masyarakat, hal ini terkait dengan pemahaman masyarakat tentang sanitasi sebagai suatu kebutuhan dasar. Tetapi dengan dukungan lintas sektor seperti Ketua RT/RW, Lurah dan Camat maka pada tahun 2014 keenam Kelurahan tersebut dinyatakan bebas dari BABS atau biasa disebut Open Defecation Free (ODF).
Tapi apakah predikat Kelurahan ODF akan menjamin bahwa perubahan perilaku SBS akan permanen? Tentu tidak ada banyak faktor yang bisa membuat masyarakat kembali pada perilaku lama yang tidak sehat. Karena itu perlu adanya pendampingan dan pemberian edukasi yang terus menerus oleh sanitarian Puskesmas Sikumana . Dalam Pemetaan STBM tahun 2017 terdapat Dua lokasi yang masih potensial untuk BABS yaitu satu Lokasi di Kelurahan Fatukoa dan satu Lokasi di Kelurahan Kolhua .Hal ini disebabkan karena terbatasnya Kepemilikan Jamban Keluarga dan akses air bersih yang terbatas, sehingga keadaan ini akan mendorong perilaku BABS terutama bagi anak-anak Balita. Karena itu Sanitarian Puskesmas Sikumana bekerjasama dengan Lurah dan Staf Kelurahan Kolhua dan Fatukoa untuk melakukan kunjungan secara rutin pada lokasi tersebut dan memberi penyuluhan secara intens.
Selain itu dalam forum –forum pertemuan tingkat Kelurahan dan Kecamatan seperti MMD, Musrembang dan Minilokkarya Lintas Sektor juga dibahas tentang Perilaku SBS ini. Bahkan Puskesmas Sikumana juga menjalin Kemitraan dengan Pihak Gereja untuk bisa memotivasi jemaat untuk membiasakan anak-anak BAB di Jamban dalam Suara Gembala maupu kunjungan langsung ke Rumah Warga. Dengan demikian makin banyak Pihak yang dapat berpartispasi mendukung Keberlanjutan STBM di wilayah Kerja Puskesmas Sikumana. Karena Sesungguhnya tujuan dari pendidikan Kesehatan Masyarakat adalah perubahan perilaku yang mempunyai tiga dimensi yaitu : merubah perilaku negatif (perilaku tidak sehat) menjadi perilaku positif (perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, membentuk dan mengembangkan perilaku sehat, memelihara perilaku postif atau mempertahankan perilaku sehat yang sudah ada. Dengan berbagai upaya yang dilakukan diharapkan Perilaku SBS ini dapat dikembangkan pada empat pilar STBM yang lain yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah tangga (PAMM-RT), Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS-RT) dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT). Jika 5 Pilar ini sudah tercapai maka tidak sulit lagi untk mengejar 3 pilar lagi dalam Program STBM -stunting yaitu Gizi pada Ibu Hamil, Pemberian Makanan tambahan Bayi dan anak (PMBA) serta Pemantauan Pertumbuhan secara rutin.
Admin Website, Sanitarian di Puskesmas Sikumana sejak tahun 2004 hingga sekarang.
Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.